News Admin
Live
wb_sunny

Breaking News

LSI Denny JA : Meningkat Jumlah Publik Menginginkan NKRI Syariah

LSI Denny JA : Meningkat Jumlah Publik Menginginkan NKRI Syariah


Jakarta-(Berani-news) – LSI Denny JA merilis survei terbaru tentang tanggapan publik terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Syariah. Hasilnya, publik yang menginginkan NKRI Syariah mengalami peningkatan signifikan.

Survei dilakukan pada 28 Juni-5 Juli 2018 dengan metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.

Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden. Adapun margin of error sebesar 2,9 persen. Survei dilaksanakan di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Selain itu, LSI Denny JA pun melengkapi survei dengan penelitian kualitatif menggunakan analisis media, focus group discussion, dan wawancara mendalam. Survei dibiayai secara mandiri oleh LSI Denny JA.

Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa mengungkapkan bahwa peningkatan tersebut terjadi sejak tahun 2005 hingga tahun 2018.

Menurutnya, persentase publik yang pro terhadap NKRI Syariah mencapai 4,6 persen pada tahun 2005. Selanjutnya, angka tersebut naik menjadi 7,3 persen pada tahun 2010.

Lalu, pada tahun 2015, angkanya terus naik menjadi 9,8 persen. Hingga akhirnya pada tahun 2018 naik menjadi 13,2 persen.

Artinya, dalam kurun waktu 13 tahun, ada kenaikan persetujuan publik terhadap NKRI bersyariah sebesar 9 persen.

“Hasil survei kita menunjukkan ada penurunan pada yang pro Pancasila, ketika kita telisik lebih banyak beralih ke yang kita sebut sebagai pendukung pro NKRI Syariah,” kata Ardian dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Dijelaskan Ardian, yang dimaksud dengan pro NKRI Syariah adalah publik yang menginginkan nilai-nilai agama masuk ke dalam pemerintah.

Secara sederhana, publik ini menginginkan Indonesia berdasarkan agama. “Jadi agama mengatur banyak hal dalam kehidupan publik, masuk dalam pemerintahan,” kata Ardian.

Menurutnya, dalam survei tersebut ditemukan pula bahwa dalam 13 tahun terakhir, persentase publik pro Pancasila terus menurun. Hal ini berdasarkan survei yang digelar oleh LSI Denny JA beberapa waktu lalu.

Dalam waktu 13 tahun, publik yang pro Pancasila menurun sebanyak 10 persen,” katanya.

Pada tahun 2005, publik yang pro Pancasila angkanya mencapai 85,2 persen. Kemudian, pada tahun 2010, angkanya menurun menjadi 81,7 persen.

Selanjutnya, pada tahun 2015, angkanya kembali menurun menjadi 79,4 persen. Akhirnya, pada tahun 2018, angkanya turun lagi menjadi 75,3 persen. (Rls).

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar